CINTA AKAN PERGI JIKA TIADA INSAN YANG INGIN MENGHARGAINYA LAGI ... Photobucket

Sunday, 1 April 2012

KOLEKSI PUISI PELANGI SENJA (TAN)

JUJUR

Jujur memaknai kehidupan
tulus berinteraksi
merupakan langkah hidup konstruktif
yang menzahirkan manfaat
maupun berkat
kehidupan dunia
juga akhirat.

Pelangi Senja (TAN)
26/12/2011




PEREMPUAN TUA DI TANGGA BATU

Pandangan matanya bersambungan
membilang jejak-jejak lalulalang
silih berganti
wajah-wajah tanpa biodata ditatap jujur
satu persatu dengan penuh sayu
hatinya mendayu pilu
antara tuah dan malang
memungkinkan diri di dalam rahmatNya

Perempuan Tua Di Tangga Batu

Di tangannya berkedut kering
memegang bejana kosong serta secangkir doa
dalam hati tersimpan sebongkah pasrah
agar ada dentingan syiling memecah gusar
yang saban waktu membilang harap
tanpa seteguk air
tanpa sebutir nasi di kerongkongan
hanya berbekal sepasang kurung lusuh
dan batik tampal sumbangan ihsan
dalam rinai mata yang mendongak
agar ada setitis sirna mewajah dukanya

Perempuan Tua Di Tangga Batu

Di mindanya penuh angan
mencari ke mana perginya putera dan puteri
yang dikandung selama sembilan bulan
yang berpantang empat puluh hari
yang menyusu sehingga kontang air di dada
yang bersengkang mata menampar unggas dan nyamuk
yang saban hari bersiram kencing dan najis
yang setia mendodoi di buaian
kemanakah mereka?

"Wahai cahaya mataku,muncullah sayang menyambut rinduku
apakah dosaku sehingga tergamak dikau membiarkan ibumu bermalam berbumbungkan langit dan berlantaikan embun"

Perempuan Tua Di Tangga Batu

Merenung jauh nasib diri
apakah masih punya waktu
untuknya mengucup setiap dahi mulus anaknya
atau siapakah yang akan mengusung
sekujur jasad kakunya ke pusara
sepi tanpa nisan.

Pelangi Senja (TAN)
24/12/2011



DIA LUPA LAGI

Sudah berkali kuberpesan
biarkan saja lilin itu menyala
terbakar hanya sementara
sebentar lagi ia akan terpadam
ditiup bayu lembut
membakar diri itukan lumrahnya
untuk apa menyekat
sekadar menghalang hakikat
dan aku,
hanya mengingat.

Pelangi Senja (TAN)
24/12/2011



NASIKU TIDAK MENTAH LAGI

Jemari rancak membersih
agar tidak ada yang tersisih
setiap butiran pasti kupilih
walaupun penat belum pulih

Harap papa dan mama jangan menoleh
sebelum semuanya selesai kualih
kalau terpandang apa pun tak boleh
tidak dapat hendak berdalih

Menu papa tidaklah payah
dan akupun tidaklah parah
cuma sedikit terasa lelah
bila mamaku mulai mengarah

Tetapi kenapa papa meradang
bukankah nasi sudah kuhidang
apakah sukatan tersalah bilang
sehingga papa sudah naik belang?

Aduh!
Baru kutahu 
rupanya air terlebih lalu
dan akupun termalu
tengok rupa papaku yang berbulu

Walaupun tidak berbutir
hilanglah rasa khuatir
tanpa banyak kuberfikir
hatiku tidak getir

Dalam hatiku bersyukur
sekurang-kurangnya tidak membubur
hati mereka masih terhibur
nasib diriku tidak dihambur
biarlah aku berundur
agar semuanya jadi kendur
dan aku pun tertidur.



Pelangi Senja (TAN)
18/12/2011



MENGINTAI SEPI

Berdiri di jendela
mengintai serpihan sepi
yang masih berbaki
menggamit sayu
masih segar menguntum
walaupun tidak berbaja
memasung segala urat sendi
diam membungkam
benih-benih luka mulai mencanak
tumbuh meliar di dada kering
lambaian rindu mula menjauh
melangkah menuju kembara tanpa arah
pandangan mengecil
semakin sayup
kabur,
lalu menghilang.

Pelangi Senja (TAN)
18/12/2011


MENDUNG PASTI BERLALU

Tiada warna putih menyinggah
semuanya gelap pekat
titisan gerimis tidak mampu menghambat
mendung sudah mengambil tempat
dari sinar pelangi yang indah
di angkasa sana tempatnya bermukim
mendung pasti berlalu
andai bayu sering hadir
meniup lembut pantai lelangit yang merona
berbisik di cupingan mega tertinggal
mendung tetap berlalu
walaupun tidak bertarikh
ianya tetap berlalu
kupasti.

Pelangi Senja (Tan)
17/12/2011

SALAMKU TERSEBAR

Dari kejauhan
kulihat senyummu
menguntum tanpa bicara
menjernih tasek sanubari
mencantas perdu rindu yang menggebu
dan salamku tersebar
menzahirkan nuasa damai.

Pelangi Senja (Tan)
16/12/2011

No comments:

Post a Comment