Jujur
memaknai kehidupan
tulus
berinteraksi
merupakan
langkah hidup konstruktif
yang
menzahirkan manfaat
maupun
berkat
kehidupan
dunia
juga
akhirat.
Pelangi Senja (TAN)
26/12/2011
PEREMPUAN TUA DI TANGGA BATU
Pandangan
matanya bersambungan
membilang
jejak-jejak lalulalang
silih
berganti
wajah-wajah
tanpa biodata ditatap jujur
satu
persatu dengan penuh sayu
hatinya
mendayu pilu
antara
tuah dan malang
memungkinkan
diri di dalam rahmatNya
Perempuan
Tua Di Tangga Batu
Di
tangannya berkedut kering
memegang
bejana kosong serta secangkir doa
dalam
hati tersimpan sebongkah pasrah
agar ada
dentingan syiling memecah gusar
yang
saban waktu membilang harap
tanpa
seteguk air
tanpa
sebutir nasi di kerongkongan
hanya
berbekal sepasang kurung lusuh
dan
batik tampal sumbangan ihsan
dalam
rinai mata yang mendongak
agar ada
setitis sirna mewajah dukanya
Perempuan
Tua Di Tangga Batu
Di
mindanya penuh angan
mencari
ke mana perginya putera dan puteri
yang
dikandung selama sembilan bulan
yang
berpantang empat puluh hari
yang
menyusu sehingga kontang air di dada
yang
bersengkang mata menampar unggas dan nyamuk
yang
saban hari bersiram kencing dan najis
yang
setia mendodoi di buaian
kemanakah
mereka?
"Wahai
cahaya mataku,muncullah sayang menyambut rinduku
apakah
dosaku sehingga tergamak dikau membiarkan ibumu bermalam berbumbungkan langit
dan berlantaikan embun"
Perempuan
Tua Di Tangga Batu
Merenung
jauh nasib diri
apakah
masih punya waktu
untuknya
mengucup setiap dahi mulus anaknya
atau
siapakah yang akan mengusung
sekujur
jasad kakunya ke pusara
sepi
tanpa nisan.
Pelangi Senja (TAN)
24/12/2011
DIA LUPA LAGI
Sudah
berkali kuberpesan
biarkan
saja lilin itu menyala
terbakar
hanya sementara
sebentar
lagi ia akan terpadam
ditiup
bayu lembut
membakar
diri itukan lumrahnya
untuk
apa menyekat
sekadar
menghalang hakikat
dan aku,
hanya
mengingat.
Pelangi Senja (TAN)
24/12/2011
NASIKU TIDAK MENTAH LAGI
Jemari rancak membersih
agar tidak ada yang tersisih
setiap butiran pasti kupilih
walaupun penat belum pulih
Harap papa
dan mama jangan menoleh
sebelum
semuanya selesai kualih
kalau
terpandang apa pun tak boleh
tidak
dapat hendak berdalih
Menu papa
tidaklah payah
dan akupun
tidaklah parah
cuma
sedikit terasa lelah
bila
mamaku mulai mengarah
Tetapi
kenapa papa meradang
bukankah
nasi sudah kuhidang
apakah
sukatan tersalah bilang
sehingga
papa sudah naik belang?
Aduh!
Baru
kutahu
rupanya
air terlebih lalu
dan akupun
termalu
tengok
rupa papaku yang berbulu
Walaupun
tidak berbutir
hilanglah
rasa khuatir
tanpa
banyak kuberfikir
hatiku
tidak getir
Dalam
hatiku bersyukur
sekurang-kurangnya
tidak membubur
hati
mereka masih terhibur
nasib
diriku tidak dihambur
biarlah
aku berundur
agar
semuanya jadi kendur
dan aku
pun tertidur.
Pelangi Senja (TAN)
18/12/2011
MENGINTAI SEPI
Berdiri
di jendela
mengintai
serpihan sepi
yang
masih berbaki
menggamit
sayu
masih
segar menguntum
walaupun
tidak berbaja
memasung
segala urat sendi
diam
membungkam
benih-benih
luka mulai mencanak
tumbuh
meliar di dada kering
lambaian
rindu mula menjauh
melangkah
menuju kembara tanpa arah
pandangan
mengecil
semakin
sayup
kabur,
lalu menghilang.
Pelangi Senja (TAN)
18/12/2011
MENDUNG PASTI BERLALU
Tiada
warna putih menyinggah
semuanya
gelap pekat
titisan
gerimis tidak mampu menghambat
mendung
sudah mengambil tempat
dari
sinar pelangi yang indah
di
angkasa sana tempatnya bermukim
mendung
pasti berlalu
andai
bayu sering hadir
meniup
lembut pantai lelangit yang merona
berbisik
di cupingan mega tertinggal
mendung
tetap berlalu
walaupun
tidak bertarikh
ianya
tetap berlalu
kupasti.
Pelangi Senja (Tan)
17/12/2011
SALAMKU TERSEBAR
Dari
kejauhan
kulihat
senyummu
menguntum
tanpa bicara
menjernih
tasek sanubari
mencantas
perdu rindu yang menggebu
dan
salamku tersebar
menzahirkan
nuasa damai.
Pelangi Senja (Tan)
16/12/2011
No comments:
Post a Comment